Uang bukanlah segalanya, tapi segalanya
membutuhkan uang. Uang juga hanya alat atau cara untuk kita mencapai tujuan
kita. Entah tujuannya baik atau buruk itu tergantung apa yang akan kita impikan
nanti. Mudah-mudahan apa yang kita impikan itu baik untuk masa depan kita
nanti.
Mengenai kecerdasan financial ialah
sesuatu yang tak bisa kita langsung memahaminya. Saya pula mempelajari itu
semua butuh waktu lama. Dan sampai sekarangpun masih belajar akan kecerdasan
financial.
Sebelum memulainya cermati dahulu
bagaimana uang mengalir dan berpindah tangan. Seperti yang saya tulis diartikel
sebelumnya mengenai Fase Uang. Seraplah
ilmu mengenai kecerdasan finansial. Entah melalui
pengalaman nyata, pola menthoring, menyerap ilmu sang guru,
atau membaca buku; yang jelas, ada banyak cara untuk mengasah kecerdasan
finansial Anda.
Yang lebih penting adalah : JUST DO IT !
Tapi, bagaimana caranya ?
Stop, tunggu dulu sebentar. Jangan terlalu
buru-buru.
Sebelum Anda melangkah, lebih baik memantapkan
lagi pemahaman tentang kecerdasan finansial.
Kita akan membahas intisari kecerdasan
finansial. Buku-buku tentang kecerdasan finansial selalu
mengungkapkan hal yang kurang lebih sama,
bahwa kecerdasan finansial adalah kemampuan untuk mengenali, menciptakan dan
mempraktikkan sistem atau cara untuk mengakumulasi aset. Berikut ini 8 intisari
kecerdasan finansial :
# 1 MEMILAH
TUJUAN PRODUKTIF DAN KONSUMTIF
Anda mungkin sudah mengetahui di sekolah
dahulu mengenai ilmu ekonomi. Disana kita sering diajarkan mengenai produksi, konsumsi dan distribusi. Dalam
perekonomian modern dewasa ini. aktivitas distribusi dapat dikategorikan
sebagai aktivitas produktif, karena distribusi menciptakan nilai tambah (value added). Ini berarti, pelaku
distribusi adalah aktor-aktor bisnis yang menciptakan uang dengan cara creating value.
Konsumsi adalah tindakan menghabiskan
nilai guna suatu barang. Konsumsi berarti mengorbankan sejumlah uang yang tidak
akan pernah kembali. Lantas apa yang kita peroleh dari konsumsi tersebut? Rata-rata
yang didapat hanyalah kepuasan, nilai
guna atau
utilitas. Kalau kita membeli baju,
kita mengorbankan sejumlah uang (katakanlah Rp 100 ribu). Namun kita memperoleh
manfaat dari baju tersebut, yaitu badan terlindungi.
Sedangkan produksi adalah menciptakan sesuatu (barang atau jasa) yang
memiliki nilai guna bagi masyarakat. Dalam berproduksi, kita mengeluarkan
sejumlah uang sebagai modal, namun kelak akan kembali dengan nilai yang diharapkan
lebih besar. Selisih dari produksi dan konsumsi adalah laba
(keuntungan), yang dalam bahasa ekonomi adalah nilai tambah (value added).
Tindakan kita sehari-hari, yang bersifat
mengeluarkan uang, dapat dikategorikan ke dalam dua jenis; produktif atau
konsumtif.
Cobalah membuat daftar untuk memilah
hal-hal yang produktif atau konsumtif yang biasa anda lakukan setiap hari.
Jangan kaget juga setelah anda menuliskannya rata-rata 90% item kegiatan kita sehari-hari adalah
aktifitas konsumtif. Tetapi tidak mengapa, bukan itu intinya. Yang terpenting
bagi Anda adalah mempertimbangkan kembali setiap item kegiatan konsumtif.
Benarkah uang layak dikeluarkan ? atau tidak layak dikeluarkan?
# 2 MEMBEDAKAN
ASET DAN LIABILITAS
Mengenai asset dan liabilitas sudah saya
paparkan di artikel sebelumnya. Silahkan klik dan baca saja disini. Secara ringkas anda
harus memahami mana asset bagi anda atau mana liabilitas bagi anda. Misalnya
motor atau mobil anda disewakan untuk mendapatkan uang, itu bisa dikategorikan asset
karena asset menghasilkan uang. Sedangkan jika motor atau mobil tidak anda
sewakan atau hanya untuk digunakan sehari-hari itu hanya menjadi beban atau
liabilitas bagi keuangan anda, karena barang tersebut pasti membutuhkan uang
untuk perawatannya, seperti servis, bensin, dan lain sebagainya.
.
# 3 MEMAHAMI
FASE UANG
Fase uang atau aliran uangpun sudah saya
paparkan di artikel sebelumnya. Anda harus memahami bagaimana uang itu
mengalir. Jangan jauh-jauh lihat saja disekeliling anda. Di Indomaret saja,
disana anda melihat bagaimana transaksi yang mereka lakukan setiap detik dan setiap
hari berapa puluh juta telah mereka kumpulkan di kas mereka dari uang
masyarakat sekitarnya atau diluar masyarakat yang mampir ke Indomaret.
Pahamilah mengapa orang rela mengorbankan
sejumlah uang tertentu untuk mendapatkan
barang atau jasa tertentu. Pola yang
terjadi dikalangan karyawan rata-rata hanya sebentar karena gaji mereka sebulan
sekali. Selanjutnya hanya kalangan pebisnis dan self employee(pengusaha kecil),
karena hanya pebisnislah yang terus menerus mendapatkan uang dan begitu juga
dengan self employee (pedagang kecil) yang terus menerus juga mendapatkan uang.
Apa yang akan terjadi bagi para pekerja
atau employee? Yah mereka mau tidak mau harus berhutang untuk mencukupi
kebutuhannya nanti. Dan mereka juga lebih berani berhutang karena mereka merasa
gajinya tetap. Yang menjadikan miris bagi saya adalah mereka berhutang bukan
untuk memperbaiki taraf hidup ekonominya. Melainkan hanya menambah beban dan
beban itu akan terus-menerus terjadi selamanya yang biasa disebut hutang
konsumtif. Misalnya Cicilan rumah, angsuran kendaraan, dan kartu kredit. Jika
mereka tidak merubah pola fikirnya untuk membangun asset, walaupun dalam bentuk
masih sekala kecil.
# 4 CARILAH
EMAS YANG TERSEMBUNYI
Seseorang yang cerdas secara financial
akan mengetahui dan mampu melihat apa yang orang awam tidak melihatnya. Misalnya
seekor ayam betina adalah binatang berkaki dua yang kalau dipanggang akan
menjadi makanan lezat. Namun bagi seorang yang cerdas secara finansial, seekor
ayam betina itu tiga tahun ke depan akan menjadi ratusan ekor ayam.
Lihatlah ke sekeliling. Cobalah memainkan
imajinasi Anda. Bayangkan jika lahan rawa-rawa itu disulap jadi pemukiman real
estat, pusat perbelanjaan atau apartemen mewah. tentu harga tanahnya akan
berlipat ganda luar biasa.
Banyak pemain bisnis sektor propersi yang
mencari emas tersembunyi. Mereka mencari lahan yang tidak ada nilainya bagi
orang lain, kemudian disulap menjadi emas. Mereka menciptakan lingkungan dan menjualnya
dengan mudah. Yang mereka jual sebetulnya adalah gagasan, bukan rumah atau
taman.
Keuntungannya jelas luar biasa. Namun,
mereka sangat sadar bahwa keuntungan diperoleh pada saat membeli, bukan pada saat menjual. Ini berarti, mereka tahu
persis apa yang harus mereka lakukan pada saat melakukan dealing pembelian awal.
Segala yang berharga letaknya tersembunyi.
Kita harus menggali gunung untuk mendapatkan
sebongkah emas. Kita harus menyelam ke
dasar laut untuk mendapatkan mutiara. Emas tidak tampak di atas permukaan
tanah, begitu pula mutiara tidak kelihatan di atas permukaan laut.
Emas yang tersembunyi adalah kiasan dari
peluang-peluang bisnis yang bisa Anda garap. Mungkin itu tidak berharga bagi
orang kebanyakan, namun jika Anda menyentuhnya, ia bisa menjadi mesin uang.
Kebanyakan orang tidak menyadarinya, jadi
peluang Anda semakin terbuka lebar. Bisnis barang rongsokan dan kertas bekas
miaslnya, adalah jenis bisnis yang tidak menarik bagi kebanyakan orang. Sebab
citranya buruk, kotor, ribet, dan mirip sampah. Lingkungan kerjanya juga tidak
sehat. Namun, gambaran itu menipu. Persis
kesan yang muncul ketika kita melihat padang pasir gersang yang terhampar luas.
Padahal, dibalik guurn yang menyilaukan kala itu terdapat sumber minyak
miliaran barel!!
Jadi jangan tertipu penampilan atau
gambaran permukaan. Mungkin kita tidak menyangka kalau
seorang penjual pisang goreng bisa
mencapai omzet penjualan Rp 5 juta per hari. Seorang penjual siomay mampu
meraup pendapatan bersih yang jauh lebih besar daripada gaji seorang manajer
yang berpenampilan rapi dan kemana-mana naik mobil mewah.
Fikirkan itu dan carilah emas yang
tersembunyi…
# 5 MILIKI
DAYA UNGKIT
Kalau sudah menemukan gunung yang akan
digali dan dicari bongkahan-bongkahan emasnya, kini waktunya untuk merancang
alat pengungkit. Yang membedakan orang kaya dan kelas menengah serta orang miskin
adalah kepemilikan atas daya ungkit.
Daya ungkit adalah alat yang membuat kerja
anda lebih mudah dan lebih cerdas juga menghemat waktu. Daya ungkit muncul dari
sistem yang diciptakan sedemikian rupa, sehingga tidak lagi bergantung pada orang
tertentu. Dengan daya ungkit, kita bisa memindahkan sebongkah batu besar yang
tidak mungkin mampu kita angkat.
Seorang penjual bakso maksimal mencapai
omzet Rp 1 juta sehari. Ia ingin melipatgandakan
penjualannya menjadi Rp 20 juta. Bagaimana
caranya ? Ya, membuka cabang. Dengan 20 cabang, ia mencapai omzet yang
ditargetkan. Tentu saja, untuk membuka cabang ia harus melatih karyawan dan
stafnya, menstandarisasi resep (SOP), dan membuat tampilan outlet dengan ciri khas tertentu.
Tak kalah penting, ia harus memilih
lokasi-lokasi yang tepat agar target penjualan tercapai.
Namun ternyata, si penjual bakso tidak
puas dengan omzet Rp 20 juta sehari. Ia ingin Rp 100 juta. Bagaimana caranya ?
Setelah berkonsultasi kiri kanan, ia pun membuat sistem waralaba untuk
produknya. Ia merancang strategi promosi untuk menaikkan brand produknya, juga agar para
investor tertarik membeli lisensi bakso miliknya. Dengan sistem waralaba, ia
tidak kesulitan mencapai target yang diinginkannya.
# 6 BIARKAN
UANG YANG BEKERJA
Jika anda telah membuat daya ungkit atau
system bagi bisnis anda. Biarkanlah uang itu bekerja untuk anda. Bisa disebut
anda telah beternak uang. Yang berkerja kini bukan anda lagi, melainkan uang
anda yang bekerja untuk anda saatnya nanti.
Ketika anda telah mencapai tahap ini
jangan berhenti begitu saja. Gunakanlah uang anda untuk berinvestasi, yaitu
membangun apartemen mewah, kontrakan, ruko yang disewakan, dan lain sebagainya.
Itu semua akan membuat uang anda bekerja
untuk anda berkali lipat lagi. Dari bisnis yang tersystem anda dapat dan dari
hasil investasi anda dapatkan pula.
# 7 CIPTAKAN
ASSET YANG TAK HILANG
Kunci menuju kebebasan finansial adalah
bagaimana menciptakan aset yang bisa memberikan arus kas positif. Namun, aset
dalam pengertian fisik bisa saja setiap saat hilang. Entah dicuri orang,
dirampok, atau hilang nilainya karena sudah tidak lagi produktif.
Karena itu, perlu bagi kita untuk
menciptakan aset yang tidak bisa dicuri, hilang, atau dirampok. Yaitu cara
berpikir dan cara bertindak. Boleh saja Anda bangkrut total, terkena musibah
hingga seluruh milik Anda rata dengan tanah. Namun jika Anda masih
mempertahankan cara berpikir dan cara bertindak cerdas secara finansial, maka
semua yang hilang itu bisa kembali.
Cara berpikir adalah yang terpenting.
Sebab cara berpikir mempengaruhi cara bertindak. Cara
berpikir mempengaruhi sikap yang harus
Anda ambil mengenai persoalan apa pun. Cara berpikir akan menyelamatkan Anda
dalam perubahan yang cepat dewasa ini. Itulah asset yang tak pernah hilang yaitu
diri anda sendiri…
#8 ANTISIPASI
APAPUN YANG TERJADI
Dunia bisnis adalah bagian tak terpisahkan
dari sistem perekonomian secara umum. Jadi, sangat
penting untuk memahami tanda-tanda makro
perekonomian. Sebab dari sana, akan muncul berbagai peluang yang dapat
dimanfaatkan, serta potensi-potensi hambatan
yang perlu diantisipasi sejak dini.
Mulailah mengamati apa yang terjadi dengan
perekonomian makro kita. Indikator-indikator yang harus diamati setiap saat
adalah : tingkat pertumbuhan ekonomi, kurs rupiah terhadap mata uang asing,
laju inflasi, suku bunga perbankan, indeks saham, dan tingkat pengangguran.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi membuka
peluang bagi banyak bidang. Apalagi bila suku bunga cukup rendah, sehingga uang
tunai mengalir ke seluruh bidang bisnis. Masyarakat relatif lebih gampang mengeluarkan
uangnya. Indeks saham akan meningkat, yang menandai dunia bisnis memasuki masa booming.
Inilah saatnya berinvestasi pada saham
atau bisnis sektor riil secara umum.
Namun jika itu diiringi oleh laju inflasi
yang relatif tinggi (melampaui prediksi pemerintah), maka bersiap-siaplah
memasuki periode suram. Inflasi tinggi akan diikuti oleh kenaikan suku bunga
dan melemahnya nilai rupiah. Uang akan tersedot dari peredaran (uang ketat),
sehingga jualan apa pu menjadi lebih sulit. Inilah saatnya menempatkan uang
tunai dalam bentuk deposito atau valuta asing. Atau, waktunyamembeli properti
yang nilainya telah mengalami koreksi.
Pada prinsipnya, perkonomian ibarat ayunan
pendulum antara pertumbuhan dan stagflasi, antara
inflasi dan suku bunga, dan antara sektor
riil dan moneter. Jika Anda mampu menemukan pola ayunan pendulum tersebut, maka
sangat mudah bagi Anda untuk
menempatkan aset pada bidang-bidang yang
keuntungannya maksimal.
Semua kebijakan pemerintah, dari kenaikan
gaji pegawai hingga naiknya harga BBM saat ini akan menimbulkan dampak bagi
bisnis. Cermatilah bagaimana pemerintah merumuskan kebijakan-kebijakannya, serta
kebijakan apa yang mungkin akan diambil dalam masa yang akan datang. Dengan
mencermati tren kebijakan pemerintah, berarti Anda akan lebih siap
mengantisipasi peristiwa apa pun yang akan terjadi dengan
perekonomian dan bisnis di masa depan.
Terima Kasih… Semoga bermanfaat…
Social Media